Tuesday, November 19, 2019

Tips Tutorial Relasi Volts Per Herzt (V/Hz) Pada Ac Drive

Hubungan Volts Per Herzt (V/Hz) pada AC Drive - Fungsi utama dari sebuah variabel speed drive (VSD) yakni untuk meyuplai daya listrik kesebuah motor AC sehingga kecepatan putaran motor AC tersebut sanggup divariasikan sesuai dengan keepatan yang diinginkan.
Fungsi utama dari sebuah variabel speed drive (VSD)

Dengan mengatur besar kecilnya frekwensi daya listrik dari keluaran VSD, kecepatan putaran sebuah motor sanggup diubah menjadi cepat atau lambat.vHAl ini sesuai dengan rumus kecepatan motor :
Ns = 120 * F / P , 

Dimana :
Ns = Putaran motor 
F = Frekuensi suplay daya listrik ke motor
P = Jumlah kutub motor.

Dari formula diatas terlihat, dengan memvariasikan nilai F (Frekuensi), maka nilai kecepatan motor (Ns) akan ikut berubah.

Faktor penting dalam pengaturan kecpatan motor yakni konstant Torsi , saat kecepatan motor dinaikan dibutuhkan torsi motor akan stabil (konstant) sehingga kekuatan motor tersebut  untuk menarik ataupun memutar beban tetap sama, meskipun kecepatan motor diubah - ubah. Dari sini terlihat bahwa yang diinginkan dari perubahan kecepatan yakni tidak menghipnotis kinerja motor tersebut.

Sama halnya saat sebuah motor disuplay tanpa memakai VSD, frekuensi suplay tetap yaitu sebesar 50 Hz dan tegangan tetap sbesar 380 V, maka torsi motor tersebut akan cenderung stabil. Torsi yang stabil tersebutlah yang akan dijaga oleh sebuah VSD saat kecepatan motor divariasikan.

Bagaimana Cara menjaga Torsi Tetap Konstant ?

Jawaban dari pertanyaan diatas yakni dengan menjaga arus kemotor tetap konstant. 

Ketika tegangan suplay ke sebuah motor dijaga konstant (misalkan 380 V) dan frekuensi suplay kemotor diubah untuk mendapat kecepatan motor sesuai dengan yang diinginkan, maka arus ke motor akan berubah sehinga torsi akan ikut berubah.

Kenapa arus kemotor berubah saat frekuensi diubah ?
Jawabannya yakni alasannya kumparan stator pada motor yang kita hubungkan ke sumber suplay (VSD) berperilaku sepertisebuah induktor. 

Pada sebuah induktor, tahanan AC atau yang kita kenal dengan reaktansi induktif akan berubah saat suplay daya lisrik yang dialiri ke iduktor tersebut divariasikan. Hal ini sesuai dengan formula :
XL = 2 * ๐… * f * L
Dimana :
XL= Reaktansi Induktif 
๐… = 3.14
= Frekuensi suplay daya listrik ke motor
L = Induktansi Gulungan

Dari persamaan XL (Reaktansi Induktif )tersebut terlihat bahwa nilai XL akan berubah jikalau nilai F (Frekuensi) di variasikan. Semakin dinaikan nilai F (Frekuensi) maka nilai XL akan bertambah.

Dan saat nilai tegangan dijaga tetap , maka kenaikan nilai XL , akan menimbulkan penurunan pada besarnya arus, sesuai dengan formula :
I = V / XL ,

Sehingga kesimpulannya yakni :
Ketika nilai F (Frekuensi) dinaikan, maka kecepatan motor Ns akan meningkat , nilai XL (Rekatansi Induktif) akan ikut meningkat dan menimbulkan I (arus) akan mengecil sehingga T (Torsi) akan mengecil.


Dan sebaliknya , ketika nilai (Frekuensi) diturunkan, maka kecepatan motor Ns akan menurun, nilai XL (Rekatansi Induktif) akan ikut rendah dan menyebabkan (arus) akan membesar sehingga (Torsi) akan ikut membesar.

Efek perubahan Torsi jawaban pengaturan kecepatan motor akan menggangu pengoperasian peralatan yang digerakan oleh motor, apa lagi untuk peralatan yang memerlukan presisi yang tinggi. Disamping hal tersebut, kenaikan arus yang tinggi juga menimbulkan naiknya temperatur motor alasannya kelebihan arus yang pada ujungnya sanggup merusak motor atau memperpendek umur pakai motor.

Diatas sudah dijelskan bahwa biar Torsi konstant maka arus yang mengalir kemotor harus dijaga konstant. Dikarenakan Frekuensi divariasikan untuk mendapat kecepatan motor dengan torsi yang konstant, maka disamping frekuensi, tegangan kemotor juga harus ikut diatur sehingga arus yang kemotor tetap konstant. Dan pada balasannya Torsi pun ikut konstant.

Untuk lebih mudahnya, sanggup dilihat melalui tumpuan ilustrasi dibawah ini :
Apabila diketahui frekuensi sumber F = 50 Hz, Induktansi coil stator L = 50mH, tegangan sumber V = 380, maka arus yang menuju ke coil yakni :

XL = 2 * ๐… * f * L
XL = 2 * 3,14 * 50 Hz * 50 mH
XL = 15.7 โ„ฆ

Arus yang mengalir ke coil : 

I = V / XL 
I = 380 / 15.7
I =24.2 A

Sekrang apa bila frekuensi dinaikan menjadi 75 dan biar torsi tetap konstant, maka arus harus dijaga sebesar 24.2 A dan tegangan harus di naikan menjadi sbb :

XL = 2 * ๐… * f * L
XL = 2 * 3,14 * 75 Hz * 50 mH
XL = 23.55 โ„ฆ

Besar tegangan yang harus diatur biar arus tetap sebesar 24.2 A yakni sbb :
I = V / XL 
V = I *  XL
V =24.2 A * 23.55
V = 570 Volt

Dari klarifikasi diatas, kesimpulan yang sanggup kita ambil dari hubungan Volts Per Herzt (V/Hz) pada AC Drive yakni :

  1. Pada Variabel Speed Drive (VSD), torsi yang konstant sanggup dijaga dengan menjaga besarnya arus yang menuju stator motor selalu konstant.
  2. Ketika besaran frekuensi suplay dinaikan dan tegangan yang menuju ke stator dijaga konstant, arus yang menuju belitan stator akan mengecil.
  3. Ketika besaran frekuensi suplay yang menuju ke motor dinaikan , besarnya tegangan suplay ke motor harus dinaikan biar arus yang menuju ke stator tetap konstant.

Dari ulasan artikel Tips Tutorial Relasi Volts Per Herzt (V/Hz) Pada Ac Drive yakni dengan Fungsi utama dari sebuah variabel speed drive (VSD). Semoga dapat bermanfaat.

 

Travel