Saturday, November 23, 2019

Tips Tutorial Efek Corona Pada Terusan Transmisi

Efek Corona Pada Saluran Transmisi - Ketika arus bolak balik (AC) mengaliri konduktor dari sebuah jalan masuk transmisi dengan jarak antara konduktor ke konduktor yang lain lebih besar dibandingkan dengan diameter konduktor itu sendiri, maka udara disekitar konduktor yang terdiri dari ion-ion mengalami stres dielektrik.


Ketika tegangan pada jalan masuk transmisi tersebut masih rendah, stres dielektrik yang dialami oleh udara disekeliling konduktor tersebut tidak cukup untuk mengionisasi udara disekitar konduktor. Tapi dikala tegangan pada jalan masuk transmisi ditingkatkan melebihi nilai ambang batas sekitar 30 kV yang dikenal sebagai titik critical disruptive voltage, maka udara disekitar konduktor mengalami stres cukup tinggi sehingga terjadi ionisasi terhadap ion-ion yang dikandung didalam udara tersebut. 

Terjadinya ionisasi pada ion-ion diudara disekitar konduktor akan menyebabkan cahaya redup bersamaan dengan bunyi mendesis disertai dengan pembebasan ozon, yan gmudah diidentifikasi alasannya yaitu baunya yang khas.



Fenomena yang terjadi pada jalan masuk transmisi tersebut dikenal sebagai efek corona dalam sistem tenaga listrik. Jika tegangan pada jalan masuk transmisi terus dinaikkan, intensitas cahaya akhir timbulnya corona menjadi lebih tinggi dan bunyi mendesisi semakin terperinci terdengar. Efek coran ini sanggup mengurangi effisiensi pada jalan masuk transmisi terutama pada jalan masuk EHV (Extra High Voltage).

Dari klarifikasi diatas, terjadinya Efek Corona pada jalan masuk transmisi dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut, yaitu :

1 ) Kondisi Fisik Saluran Transmisi
Adanya kotoran atau kekasaran konduktor mengurangi tegangan rusaknya kritis, menciptakan konduktor lebih rentan terhadap kerugian korona . Oleh alasannya yaitu itu di sebagian besar kota dan tempat industri yang mempunyai polusi yang tinggi , faktor ini sangat penting masuk akal untuk melawan imbas jelek itu pada sistem.


2) Jarak antar konduktor , harus cukup besar dibandingkan dengan diameter garis .


3)  Keadaan Atsmosfir
Efek korona di jalan masuk transmisi terjadi alasannya yaitu ionisasi udara atmosfir yang mengelilingi kabel , hal ini terutama dipengaruhi oleh kondisi kabel serta keadaan fisik atmosfer.

4) Tingginya tegangan pada jalan masuk transmisi
Efek corona mulai timbul pada  tegangan kritis 30 kV, dan terus meningkat seiring dengan tegangan yang diterapkan pada jalan masuk transmisi tersebut.
Untuk mengurangi rugi-rugi (inefisiensi) pada jalan masuk transmisi akhir imbas korona, maka suatu rancangan jalan masuk transmisi harus mempertimbangkan keempat faktor diatas.

 

Travel